Laman KM2: 6665 KM2 Index File Size: 6.5 Kb


MBD: Kekhawatiran Lee Kuan Yew tentang Gerakan Militan
By Suara Pembaruan

25/1/2002 11:33 am Fri

[Paper Lama memang banyak menyungkil rahsia - oleh itu jangan cepat membuangnya. Baca baik-baik lapuran dari Indonesia ini yang muncul pada 6/9/2001, tidak lama sebelum tragedi ngeri 11/9/2001 WTC. Lee Kuan Yew telah berkunjung ke Malaysia untuk menemui Mahathir dan kemudian beliau ke Indonesia menceritakan hal ancaman ini. Sekarang Singapura sedang menggembar-gemburkan ancaman militan dan hubungkaitnya dengan rakyat Malaysia dan Indonesia..... Kesannya Malaysia dan Indonesia sedang berpeluh memburu dan menangkap orang - dan kini mahu mengusik sekolah dan madrasah pengajian Islam untuk mengambil hati Amerika.
- Editor
]


http://www.suarapembaruan.com/News/2001/09/06/Utama/ut01/ut01.htm


SUARA PEMBARUAN DAILY

Kekhawatiran Lee Kuan Yew tentang Gerakan Militan

Konsekuensi Globalisasi Memicu Perlawanan

JAKARTA - Kekhawatiran negarawan senior Singapura, Lee Kuan Yew, atas menguatnya gerakan kelompok militan Islam di Malaysia dinilai wajar. Hal itu bisa mengganggu bahkan memperburuk hubungan bilateral Singapura dan Malaysia. Meluasnya gerakan militan Islam di kawasan Asia Tenggara perlu diantisipasi, namun harus bisa dipahami latar belakang dari munculnya fenomena itu.

Demikian dikatakan Kepala Laboratorium Hubungan Internasional FISIP Universitas Indonesia (UI) Dr Makmur Keliat dan pengamat hubungan internasional dari CSIS Bantarto Bandoro yang dihubungi Pembaruan, Kamis (6/9), di Jakarta.

Menurut Makmur, kekhawatiran Singapura tersebut sangat wajar karena akan berpengaruh pada posisi dan hubungan Singapura dengan Malaysia dan Indonesia serta negara-negara Asia Tenggara lainnya. Apalagi, secara historis dan geografis Singapura melihat hal itu sebagai ancaman terhadap mereka.

Kendati demikian, Makmur menilai bahwa gerakan tersebut harus dilihat sebagai bentuk ketidakpuasan dari orang-orang tertinggal atas konsekuensi globalisasi yang menguat. Padahal, ekonomi pasar dari globalisasi itu sendiri tidak membuat perubahan ekonomi bagi semua kelompok masyarakat.

"Munculnya gerakan militan Islam secara sosiologis membenarkan asumsi bahwa tidak bisa semua masalah diserahkan pada pasar. Kalau semua diserahkan maka tidak ada yang sakral seperti identitas bangsa dan menimbulkan perlawanan," katanya.

Berangkat dari dasar itu, jelas Makmur, serta ditambah dengan ketidakpercayaan atas proses kelembagaan formal politik maka jalan yang ditempuh pun bisa melalui terorisme.

Sedangkan Bantarto melihat bahwa penguatan gerakan militan Islam harus tetap diwaspadai karena selain berdampak secara internasional juga mempunyai pengaruh secara nasional. Hanya saja, antisipasi terhadap kelompok tersebut tidak bisa dengan cara-cara kekerasan. Singapura sendiri khawatir hubungannya dengan Malaysia akan semakin buruk.

Dalam konteks Indonesia, ujarnya, respon yang harus diberikan tidak perlu terlalu keras seakan-akan menuding ketidakstabilan nasional disebabkan oleh kelompok tersebut.

"Saya pikir saya sudah mendapatkan bahan yang saya perlukan yang akan menjadi bagian laporan ke kabinet, dan saya pikir saya tidak akan membahasnya di sini," tegasnya.

Kehilangan Dukungan

Namun demikian, menurut dia, sesuai informasi yang diterima dari wartawan bahwa tampaknya tidak mungkin PAS akan berkuasa pada pemilihan umum 2004, walaupun akan sangat mungkin Umno akan kehilangan beberapa dukungan.

Ketika ditanya tentang kenapa dia yang berkunjung ke Malaysia, bukan Perdana Menteri Goh Chok Tong, sebagai langkah memperbaiki hubungan bilateral, Lee menjawab bahwa walaupun masih menemui beberapa kesulitan, Goh dan Mahathir telah melakukan berbagai hal selama beberapa tahun ini.

"Jadi mengingat cara yang saya tempuh untuk melakukan kesepakatan dengan Tun Daim (mantan Menteri Keuangan Zainuddin) dengan Mahathir, maka saya tanya kepada PM, apakah dia ingin saya mencobanya. Dia menjawab, ya silahkan," tegas Lee yang terakhir berkunjung ke Malaysia pada Agustus lalu.

"Kekhawatiran Lee Kuan Yew itu bisa juga dikatakan ada hubungannya dengan Indonesia dan tidak bisa dianggap remeh. Gerakan macam apapun perlu diantisipasi. Cara-cara tersebut biasanya dipakai dalam politik ketika mengalami kebuntuan akan menggunakan sentimen-sentimen lain yang tidak rasional," tandas mantan Ketua Departemen Hubungan Internasional CSIS ini.

Menteri Senior Singapura Lee Kuan Yew memperingatkan Malaysia, Rabu (5/9) untuk hati-hati terhadap semakin meningkatnya kelompok Islam anti-Zion yang banyak berdatangan dari pejuang di Afghanistan.

Tampaknya di sana terjadi "semacam globalisasi Islam" dalam kurun waktu 20 tahun, di mana banyak relawan yang mengangkat senjata di Afghanistan dan dilatih menjadi pejuang mujahidin.

"Sekarang tampaknya juga terjadi internasionalisasi anti-Zion," tegas Lee kepada para wartawan mengakhiri kunjungan empat hari di Kuala Lumpur. "Saya pikir akan terus terjadi hal seperti ini dan kita harus memperhatikannya secara berhati-hati, karena jika mereka berbasis di Indonesia, kemudian ke Malaysia, lalu ke Johor, maka kita akan mudah menjadi sasaran serangan."

Johor adalah wilayah Malaysia paling selatan yang bertetangga langsung dengan Singapura. Menurut Lee, militansi Islam itu "sampai saat ini belum begitu mengakar" seperti komunis yang sudah berada di Malaysia dan Singapura sejak tahun 1960-an.

"Saya tidak ingin menanggapi kemampuan Islam radikal ini. Saya pikir mereka dapat terus mengembangkan kemampuan mereka (seperti komunis). Mereka sudah pasti memiliki penilaian-penilaian tertentu. "Jika mereka mengembangkan beberapa penetrasi di masyarakat, kemudian kita akan terbawa ke keadaan yang sungguh beda", tambah Lee.

Di Malaysia, Partai Islam Se-Malaysia (PAS), oposisi paling dominan, bertujuan membentuk negara Islam dan menurut Lee, itu akan menjadi "masalah" bagi Singapura jika PAS berkuasa.

Sedangkan mengenai, kelompok Islam militan itu, kembali Lee menegaskan bahwa beberapa unsur memang telah melakukan serangan terhadap beberapa sasaran seperti World Trade Center di New York dan armada Angkatan Laut Amerika Serikat di Aden, Yaman.

"Saya pikir masih akan ada lagi peristiwa seperti ini dan kita harus mengatasinya secara sungguh-sungguh,

Ketika ditanya tentang perkiraan situasi politik setelah Mahathir berkuasa di Malaysia, Lee menjawab bahwa salah satu tujuan dari kunjungannya ke sini adalah mendapat bahan bacaan dan pengetahun tentang masalah tersebut.

(Bernama/Ant/AFP/E-4/ H-12)

Last modified: 6/9/2001